Kamu

Kala langit berjubah biru
Dan dedaunan menyapa haru
Lamunanku melayang akan dirimu

Pagi ini rasanya udara tak datang
Ia tersesat tak tahu arah jalan pulang
Atau mungkin saja ia sedang mengunjungi kekasihnya yang hilang

Namun anehnya, aku merasa tidak sulit menghela napas
Itu mungkin karena ruangku dipenuhi aroma-mu

Tahukah kamu bahwa aroma tubuhmu terlampau keras dan membekas?
Sehingga udaraku didominasi oleh aromamu 
Sehingga aku tak pernah luput dari dirimu

Tak bisakah kau kurangi pesonamu?
Tak bisakah kau lepaskan magnet yang kian menarik kuat hatiku padamu? 
Tak bisakah kau beri ku ruang yang tak ada kamu disetiap celahnya?

Kamu
Kata itu yang menyelinap keluar dari bibirku ketika ada yang menanyakan definisi harapan
Kamu
Kata itu yang menyelinap keluar dari bibirku ketika ada yang menanyakan definisi hidup
Kamu
Semua serba kamu

Entah bagaimana, senyum dan tawamu menjahit benang kebahagiaan untukku
Entah bagaimana, tatapan matamu mengalirkan kehangatan tiada tara bagi diriku
dan entah kapan perasaan kuat ini mengalir dalam darahku
Perasaan yang membuatku tak henti-hentinya ingin memaki atas kejutan-kejutan yang semesta titipkan lewat senyum dan tawamu

Perlukah kamu tahu bahwa perasaan atas nama kamu bukanlah perasaan biasa yang mampu diukur dari angka satu sampai sepuluh?
Perlukah kamu tahu bahwa perasaan atas nama kamu membuatku merasa bahwa hidupku sangat patut untuk disyukuri?

Akan ku kirim pesan khusus pada Tuhan yang ku yakin lamat-lamat kan mendaki keagungan-Nya
Semoga Tuhan membalas pesanku dengan mengizinkan kau menetap selamanya dalam hidupku
Ya, Semoga saja. .


Puisi ini khusus ku dedikasikan untuk kamu, yang mengendap jauh dalam hati dan pikiranku.

Comments

Popular posts from this blog

Kerja Part-Time di Burger King. Gimana Caranya?

Kontemplasi Semu

Tak Kenal Maka Tak Sayang