Binar yang Bersinar
Telah kutemukan kembali sebuah terang.
Yang sinarnya meneduhkan dan tak menyilaukan.
Yang sinarnya membawa kebahagiaan juga senyuman.
Yang sinarnya banyak didambakan juga mencuri perhatian.
Benar, sinar itu ada di dalam binar matamu.
Anugrah Tuhan yang biasa kau gunakan untuk menatap indahnya dunia.
Dan tanpa sadar, anugrah Tuhan itu menjadi candu atas diriku untuk selalu menanti semangkuk pagi lengkap dengan segelas kopi.
Lalu sinarmu menjelma bagai kudapan yang lezat.
Lahap kumenikmati pagi ditemani para merpati yang kucurigai ingin ikut bersamaku menikmati sinarmu.
Buyar!
Aku tak ingin berbagi.
Aku serakah ketika menikmati sinarmu.
Daya nalarku terkapar.
Hatiku membuncah dibawa angin yang berpencar,
berputar-putar aku dalam khayal yang memabukkan.
Teruntuk binar yang mengalihkan duniaku,
akan selalu ku jadikan engkau kudapan sejati mangkuk pagiku.
Sebut aku manusia serakah.
Serakah akan binarmu, yang sungguh bersinar.
--
"Tak ada yang seindah matamu, hanya rembulan."
Comments
Post a Comment