Sebuah Garis Waktu
Jika kamu memiliki kesempatan untuk memutar waktu, ke mana kamu akan menuju?
--
Bicara tentang waktu, sebuah siklus abu-abu yang menjerat diri tentang kepastian yang ilusi. Tempat yang seringkali diisi dengan kebahagiaan yang berdampingan dengan kepedihan. Penuh dengan lika-liku, jatuh bangun, naik turun. Begitu dinamis dan tak terprediksi.
Apalah kita, makhluk yang inginnya dipanggil manusia namun berperilaku seperti pemilik semesta. Menghakimi waktu, menganggap rencana adalah sebuah jalan pasti tentang cerita hidup yang telah digariskan Tuhan. Padahal sudah jelas kita hanya hidup dalam lingkaran sempit waktu yang rodanya terus berputar tanpa ampun.
Lengah dalam perjalanan seakan-akan hal biasa. Namun bangkit di antaranya adalah sebuah keberanian untuk hidup berdampingan dengan waktu. Keberanian untuk mengakui kelemahan, keberanian untuk merubah kebiasaan, keberanian untuk menjemput apa yang selama ini dielu-elukan sebagai impian.
Jika setiap hari adalah topik baru dalam rangkaian cerita hidupmu yang berbentuk kanvas putih dengan penuh coretan tinta warna warni, maka setiap titik disana bagaikan detik-detik waktu yang menjadi garis utuh berkat setiap keberanian yang kamu pilih di dalamnya.
Lalu benarkah masa lalu adalah tempat dimana kamu selalu ingin menuju?
Dan benarkah menghapus sebagian cerita untuk memperbaiki kisah di dalamnya adalah salah satu bentuk keberanian yang kamu pilih?
Jika keberanian menjadi kunci waktu, maka bergerak maju adalah hal yang harusnya kamu tuju.
Comments
Post a Comment