Berlari Melawan Diri Sendiri

Hari ini cuaca begitu sejuk. Cuaca yang sempurna untuk berlari. Cuaca yang mengingatkanku pada sepenggal kisah tentang perjuangan melawan diri sendiri. Kisah yang membuatku menjadi lebih dekat dengan diriku. Barangkali, kamu pun punya perasaan yang sama setelah mendengarnya. Maka, kisah ini spesial aku bagikan untukmu.

--

Pada hari yang sejuk itu, para pelari sudah membentuk gerombolan. Seperti gerombolan ikan mereka menyatu. Mereka bergerak sebagai kesatuan. Gerombolan itu menetapkan kecepatan untuk memaksimalkan tenaganya saat berlari nanti. Seperti pada lomba biasanya, dalam waktu singkat, yang paling kuatlah yang mulai lebih maju dan yang lebih lemah mulai tertinggal. Tetapi tidak demikian dengan Ben Comen. Ben bukanlah perlari tercepat di timnya. Malah sebenarnya, dia yang paling lambat. Dia tidak pernah memenangkan satu lomba lari pun. Ben menderita serebral palsi

Saat itu, gerombolan pelari semakin jauh di depan sementara Ben semakin tertinggal. Dia terpeleset di rumput yang basah dan terjerembab ke tanah yang lunak. Perlahan-lahan dia bangun dan melanjutkan. Dia terjatuh lagi. Dia bangun lagi dan terus berlari. Sampai gerombolan pelari sudah tidak tampak dan Ben lari seorang diri. Semuanya hening. Dia dapat mendengar napas beratnya sendiri. Lalu dia tersandung kakinya lagi. Dia menyeringai di saat menggunakan seluruh tenaganya untuk bangun dan melanjutkan lari. Saat semua pelari menyelesaikan lomba 25 menit, Ben bahkan membutuhkan lebih dari 45 menit. 

Namun sesuatu yang menakjubkan terjadi setelah 25 menit. Ketika semua pelari telah menyelesaikan lomba, mereka kembali untuk lari bersama Ben. Ben adalah satu-satunya pelari yang, ketika dia jatuh, seseorang akan membantunya bangkit. Ben adalah satu-satunya pelari yang, ketika selesai, ada seratus orang yang berlari di belakangnya. 

Apa yang diajarkan Ben pada kita adalah sesuatu yang istimewa. Ben memulai lomba dengan niat yang jelas tentang tujuan dia berlari. Dia ada di sana bukan untuk mengalahkan siapa pun, kecuali dirinya sendiri. Tujuan yang dia punya, memberinya kekuatan untuk terus maju. Untuk terus memaksa diri. Untuk terus bangkit. Untuk melakukannya berulang-ulang. Dan setiap kali dia berlari, satu-satunya waktu yang ingin dia kalahkan adalah waktunya sendiri. 

--

Ketika kita bersaing melawan semua orang lain, tidak ada orang yang ingin menolong kita. Tetapi ketika kita bersaing melawan diri sendiri, semua orang ingin menolong, bahkan semesta ikut membantu untuk mewujudkannya. 

Compare yourself only to your previous self

"And when you really want something, 

all the universe conspires in helping you to achieve it."

 - Paulo Coelho, The Alchemist


Diadaptasi dari buku Start With Why - Simon Sinek

Comments

  1. Best bets for soccer today - Sports Toto
    Today, we're going to 토토 사이트 모음 tell goyangfc.com you a few 1등 사이트 key to checking into soccer betting worrione.com apps. of the most popular soccer งานออนไลน์ betting options and which ones will

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kerja Part-Time di Burger King. Gimana Caranya?

Kontemplasi Semu

Tak Kenal Maka Tak Sayang