Posts

Showing posts from April, 2020

Mungkin Esok Hari

Terhitung dua bulan sudah kita hanya memiliki jarak. Jarak yang memaksa kita berhadapan dengan sekat-sekat, tempat tubuh selalu ingin merebah. Jarak yang membatasi kita dengan sirap-sirap, tempat kita gantungkan baju penuh peluh. Jarak yang diam-diam dekatkan kita pada sebuah tempat yang biasa disebut "rumah". Menjalani kehidupan dengan definisi sederhana versi kita masing-masing. Memaknai setiap kejenuhan dengan rasa syukur yang tak henti kita panjatkan kepada penguasa semesta — yang sedang tidak baik-baik saja keadaannya. Menangkis pikiran-pikiran buram khas manusia dengan hati temaram. Kita semua sungguh merasakan jenuh yang sama. Kita semua sungguh merasakan resah yang sama. Jika pagi biasanya menerbangkan segar yang memantik semangat, maka mungkin pagi ini tidak sama lagi. Jika cantik senja selalu kau tunggu-tunggu untuk segera menjemput pulang, maka mungkin hari ini tidak ada kata "pulang" lagi. Kata "pulang" bahkan seakan-akan kehil...

Sebuah Privilese

Apakah benar ini yang dinamakan kebahagiaan atas sebuah privilese? Kebahagiaan yang menggiring pada sikap merasa layak untuk mendapat tepuk tangan merasa pantas untuk dielu-elukan merasa yakin untuk tidak menurunkan keegoisan Jika benar kebahagiaan atas privilese membawa kesombongan, maka sejatinya lebih baik menderita dibalik ketidakberdayaan atau lebih baik bergelut dengan ketidaksempurnaan Kebahagiaan atas privilese nampak fana Alih-alih menyatukan, ia malah menjauhkan Melempar jauh mimpi untuk bisa berjalan beriringan

Pesan dari Semesta

Dalam kondisi seperti ini, ada suara hati yang diam-diam berbisik, ada rasa yang ternyata lebih menikmati teriknya matahari, ditemani bunyi-bunyi klakson dipagi hari, daripada hening diantara dinding yang lukiskan rupa akan kenangan. Rupanya ada pesan yang dibawa semesta, untuk sejenak menghentikan makian, yang kita lontarkan hampir disetiap pagi, yang diam-diam membawa rejeki. Serta makian diujung malam dan teriakan penuh keluh kesah, yang bahkan diam-diam Tuhan titipkan berkah. Perenungan ini menjadi saksi, bahwa setiap kita saling terkoneksi dengan semesta yang sering kita maki. -- dari aku yang berjanji kan lebih menghargai setiap jengkal Jakarta beserta kebisingannya