Posts

Showing posts from July, 2019

Katakan Selamat Tinggal

Selamat tinggal,  Lagi santai baca buku, mendadak tertegun membaca sebuah kalimat “selamat tinggal”. Apa sih makna dari selamat tinggal? Berpindah dari zona nyaman kamu dan mencoba suatu hal baru? Sesederhana itu? Atau mungkin selamat tinggal pada keadaan yang menurut kamu terlalu melelahkan, sehingga kamu ingin coba berhenti dan berusaha meninggalkan? Selamat tinggal memang mengandung makna yang dekat dengan rasa lelah, rasa jengah, muak dengan keadaan yang kamu diami saat ini. Keinginan untuk menyelami dunia baru yang padahal belum tentu menghidupkanmu.  Kamu mungkin saja melihat kegelapan pada keadaanmu saat ini, dan terlalu mengharap terang pada hal abu-abu. Kamu bimbang. Berusaha tenang namun tak tahan ingin mengucap selamat tinggal. Kamu meronta, berteriak kencang tanpa suara, memasang sikap kuda-kuda untuk mengucap selamat tinggal.  Ah, itu karena kamu terlalu sering merasa tidak nyaman. Kamu terlalu banyak menyalahkan keadaan. Kamu terlalu banya...

Penyesalan Tak Berarti

Kamu adalah penyesalan terbesarku. Entah iblis macam apa yang merasuki tubuh dan pikiranku saat itu, saat tiap hariku dipenuhi akan kamu; akan cintamu, akan perjuangan-perjuanganmu untuk mendapatkan hatiku. Iblis itu begitu menguasai diriku, menampik semua cintamu dan membangun keraguan besar atas segala perilakumu, yang jelas-jelas amat sangat mencintaiku.  Dan bodohnya, baru aku sadari saat ini, bahwa belum ada cinta di muka bumi ini, melebihi besarnya cintamu padaku. Belum ada, atau mungkin tidak akan pernah ada lagi. Aku baru menyadari bahwa cintamu dulu adalah perasaan paling tulus yang pernah ku hembus, perjuangan paling dalam yang selalu ku tepis, dan harapan besar yang selalu ku patahkan.  Mungkin bodoh saja tidak cukup untuk menggambarkan aku; iya, aku yang dulu selalu menyangkal keberadaanmu. Menganggapmu sebagai desir angin sesaat, padahal jelas-jelas kamu menjelma sebagai malaikat pelindungku setiap saat.  Sampai akhirnya ku berpikir bahwa sat...

Perihal Seni dalam Diri, Benarkah Sebuah Potensi atau Sekadar Hobi?

Menginjak usia menuju dewasa, gue merasakan banyak hal yang baru gue tau mengenai diri gue sendiri. Aneh memang kedengarannya, tapi benar adanya. Walaupun sudah mendiami tubuh ini sekitar 20 tahun-an. Tapi rasa-rasanya gue baru kenal diri gue yang sesungguhnya belakangan ini. Gue mulai menyadari apa yang sebenarnya gue suka. Ini menarik sih, dan cukup penting juga. Misalnya buku. Gue emang suka banget baca buku dari kecil, ya bisa dilihat lah dari kacamata gue yang super tebel. Tapi gue nggak pernah ngira kalau ternyata gue bukan sekedar suka sama buku,  but addicted .  Gue ketagihan . Ketagihan baca buku. Dan hal ini bener-bener bisa gue rasain ketika gue ngelihat foto-foto perpustakaan. Jiwa gue meronta untuk pengin langsung kesana, pengin ngelihat langsung indahnya tumpukan dan barisan buku. Atau saat gue gak sengaja papasan dengan toko buku, rasanya sulit untuk menahan kaki biar nggak melangkah masuk kesana. Atau saat gue mencium aroma buku, rasanya sulit untuk ...

Perspektif Selera Musik Pasangan

Selamat siang untuk kamu yang habis makan siang atau mungkin masih menahan lapar karna kerjaan belum kelar atau bisa jadi tidak mau makan siang karna tidak punya uang. Huft, terdengar menyedihkan. Siang-siang gini habis makan siang emang paling asik sambil dengerin musik. Tujuannya sih biar beban kerjaan gak terasa berat…eh malah bikin ngantuk berat. Jangan, ya… Ngomong-ngomong musik, bagi kamu musik sepenting apa sih? Cuma teman penghilang suntuk atau malah teman seharian penuh? Kalau bagi gue sih sebagai anak muda pecinta kopi dan senja, kayaknya kurang asik kalau hidup tanpa musik. Di kereta dengerin musik, lagi suntuk kerja dengerin musik, sebelum tidur dengerin musik, kalau lagi gak pengin diusik dengerin musik atau yang paling ekstremnya ketika lagi dimarahin orang tua dengerin musik. Eh salah.. jangan coba-coba jadi durhaka ya. Sekarang aja gue nulis sambil mendengarkan musik. Nah, kelihatannya sih musik emang memiliki peran yang penting banget dan tidak bisa dipisahk...

Jangan Berhenti Berharap

Kita seringkali lupa atau mungkin tak sadar bahwa hidup kehilangan makna tanpa adanya harapan. Sesederhana apapun harapan itu, seremeh apapun ia dipandang orang, namun perannya tak pelak buat kakimu semakin kuat.  Harapan akan terus membuatmu bertahan meskipun kerikil kehidupan tidak berhenti melukai tungkai kakimu.  Harapan akan terus membuatmu menegapkan dada, menepis luka yang tertancap nyata, dan menggantinya dengan senyum dan tawa.  Harapan akan terus membuatmu menengadahkan kepala, melihat besar kekuasaan-Nya, sambil tidak berhenti berjuang meraih setitik keberkahan yang mungkin Ia selipkan.  Siapa bilang harapan selalu berujung pada kesedihan?  Siapa bilang harapan akan membawamu pada penyesalan? Bagaimana jika kenyataannya harapan membawamu pada cahaya terang, menyorotmu menjadi sebuah bintang. itu karna harapan selalu membawamu melangkah lebih jauh dan lebih kuat daripada yang pernah kamu bayangkan. Percayalah, harapan t...

[Review Buku] Why Men Lie and Women Cry by Allan & Barbara Pease

4/5 stars for all the humour and relatable things about men and women! What an incredible insightful book.  Dari judulnya saja sudah bisa ditebak bahwa buku ini memang menjelaskan perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita.  Mengapa pria sering berbohong dan wanita sering menangis? Pertanyaan dari Allan dan Barbara Pease ini langsung menggelitik saya dan membuat saya tak menemukan jawaban untuk tidak membaca buku ini. Coba kita telaah kembali, memang sih  wanita akan menangis ketika pria-nya berbohong atau kita balik cara berpikirnya menjadi pria terpaksa berbohong agar wanitanya tidak menangis. Bagaimana? Terdengar rumit, bukan? Nah, serumit itulah memang hubungan antara pria dan wanita. Maka dari itu, bagi saya buku ini adalah sebuah kitab penting yang ditujukan agar saya dapat lebih memahami lawan jenis dan khususnya diri saya sendiri. Well , bahasa buku ini sangat mudah dipahami, dikemas dengan jokes lucu yang membuat penyampaian sebuah hal pentin...